Senin, 09 Maret 2015

DANAU DI TENGAH LAUT

Asal Terbentuknya Danau Kakaban

Danau yang terletak di pulau Kakaban tidak seperti danau-danau pada umumnya.
Pada mulanya danau itu merupakan laguna dari sebuah atol, yang terbentuk dari karang lebih dari 2 juta tahun yang lalu. Pada jaman itu telah terjadi proses pengangkatan selama beberapa ribu tahun, yang membuat terumbu karang di sekelilingnya naik di atas permukaan laut. Lima kilometer persegi air laut terperangkap di dalam pematang dengan ketinggian 50m, menjadikan area tersebut danau air laut. Danau tersebut dikelilingi oleh pohon-pohon bakau dan disekeliling pulau itu sendiri tertutup oleh pepohonan yang lebat. Bagian garis pantai Pulau Kakaban yang menghadap laut dikelilingi oleh terumbu karang yang menurun curam.
Mengapa Danau Kakaban Unik?

Jenis-jenis makhluk hidup yang ditemukan di Danau Kakaban pada dasarnya adalah jenis yang hidup di air laut seperti alga laut, anemon laut, ubur-ubur, spons, ketimun laut atau teripang, kepiting, dan Jenis-jenis ikan kecil lainnya. Selama beribu-ribu tahun mereka telah beradaptasi dan menyesuaikan diri hidup di dalam lingkungan air payau yang terisolasi karena air laut, yang tampaknya dapat masuk ke danau melalui celah-celah batuan pada sekeliling karang telah terbaur dengan air hujan. Tidak ditemukan saluran yang besar atau gua yang dapat menghubungkan keduanya. Oleh karena itu, tidak ada hewan besar yang dapat masuk atau keluar dari dalam danau selama beribu-ribu tahun.

Ilmuwan-ilmuwan bidang kelautan masih mencoba memecahkan misteri bagaimana sebuah ekosistem danau yang terisolasi dan rentan dapat mencukupi kebutuhan komunitas hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya. Satu-satunya danau terkenal yang serupa dengan Danau Kakaban hanya ditemukan di Palau, sebuah negara kepulauan di Mikronesia, dengan spesies yang lebih sedikit apabila dibandingkan dengan Kakaban.
Jenis Hewan dan Tumbuhan di Danau Kakaban

Banyak sekali spesies makhluk hidup yang ditemukan di Danau Kakaban. Terdapat kira-kira tiga spesies alga hijau Halimeda menutupi area dasar danau yang dangkal, dan pada akar pohon-pohon bakau terdapat beberapa tunikata, spons, cacing tabung, kerang setangkup, udang-udangan, anemon laut, teripang, beberapa jenis ular laut, ikan kardinal, dan sedikitnya lima jenis ikan gobi. Beberapa spesies makhluk hidup lainnya belum dapat teridentifikasi. Danau ini diperkaya oleh empat jenis ubur-ubur (Cassiopeia ornata, Mastigias papua, Aurelia aurita dan Tripedalia cystophora), dibandingkan dengan hanya dua jenis-jenis yang ditemukan di Palau.

Cassiopeia atau "ubur-ubur terbalik" dapat ditemukan berbaring di dasar danau yang dangkal untuk mendapatkan sinar matahari guna memproses makanannya. Satu lagi yang menarik yang dapat ditemukan di Danau Kakaban, yaitu anemon pemakan ubur-ubur. Anemon ini berwarna putih karena telah kehilangan symbiosisnya dengan alga hijau (zooxanthellae). Anemon ini memakan ubur-ubur yang berenang terlalu dekat dengannya sehingga tentakelnya terjerat.
Potensi ekonomi

Kakaban akan menarik perhatian turis-turis mancanegara dengan keunikannya. Sebagai contoh, Danau ubur-ubur yang terdapat di Palau didatangi oleh lebih dari 30.000 pengunjung/turis per tahun meskipun Palau hanya berpenduduk sebanyak 15.000 orang yang mendiami wilayah seluas 487 km2 (bandingkan dengan Kabupaten Berau yang berpenduduk 99.738 orang pada tahun 1996 dan memiliki wilayah seluas 24.201 km2). Apabila Danau Kakaban dapat menarik 10 % saja dari jumlah pengunjung yang datang ke Palau per-tahunnya, dan biaya masuknya dikenakan sebesar US$ 7 per orang, maka jumlah pendapatan yang akan masuk ke pemerintah setempat yaitu kira-kira sebesar US$ 21.000 atau 172 juta rupiah per tahun belum termasuk keuntungan finansial lainnya yang didapat melalui fasilitas transportasi, penginapan, dan pajak pendapatan dari pengelola wisata dan badan jasa lainnya.

Seperti halnya dengan laut sekelilingnya, organisme di dalam danau Kakaban juga mungkin memiliki zat-zat dengan fungsi obat-obatan, yang terancam hilang sebelum kita mengetahuinya. Perencanaan pengelolaan yang terintegrasi merupakan sarana yang sangat penting untuk mengatur aset nasional ini secara efisien dan berkesinambungan. Aktifitas pembangunan yang bertujuan jangka pendek dapat membahayakan pembangunan di masa depan dan pendapatan ekonomi seluruh daerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar