Senin, 02 Maret 2015

SULIT MENGINGAT MIMPI? INILAH ALASANNYA



Mimpi Sulit Diingat 
     Sebagian orang dapat mengingat mimpi dengan mudah ketika bangun dan sebagian yang lain hanya bisa mengingatnya sesekali. Mengapa demikian? Sekelompok peneliti dari Prancis telah menemukan jawabannya sekaligus menemukan bagaimana mekanisme otak bisa menyimpan mimpi.
     Para ilmuwan membagi 41 responden menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah mereka yang dengan mudah mengingat kembali mimpinya. Mereka mengingat rata-rata 5,2 mimpi pada pagi hari, tiap minggunya. Kelompok kedua merupakan mereka yang tak bisa mengingat mimpi, yakni hanya mengingat 2 mimpi tiap bulannya.
     Tim yang dipimpin oleh Perrine Ruby, peneliti di Lyon Neuroscience Research Center itu menemukan ada daerah di otak yang bertanggung jawab untuk mengingat mimpi dan mencatatnya dalam memori ketika seseorang sedang tidur.
     Pada otak manusia, terdapat persimpangan temporo-parietal, bagian itu merupakan pusat pemprosesan informasi di otak. Berdasar penelitian diketahui bahwa orang yang mudah mengingat mimpi memiliki temporo-parietal yang lebih aktif. Peningkatan aktivitas di wilayah tersebut dipercaya memfasilitasi proses penyimpanan mimpi dalam memori.
     Mereka yang mudah mengingat mimpi biasanya lebih sering terjaga selama tidur dibanding mereka yang tak bisa mengingat mimpi. Otak para para pengingat mimpi juga lebih reaktif terhadap rangsangan suara ketika mereka tidur dan lebih mudah terjaga. Demikian hasil studi itu dituangkan dalam tulisan yang dimuat di jurnal Neuropsychopharmacology.

"Ini menjelaskan mengapa mereka yang mudah mengingat mimpi biasanya lebih reaktif terhadap stimulus lingkungan, lebih sering bangun saat tidur, dan lebih baik dalam mengkodifikasi mimpi ke dalam ingatan dibanding mereka yang tak bisa memngingat mimpi" papar Ruby sebagaimana dikutip dari Daily Mail dan ditulis, Rabu (19/2/2014).
"Memang, saat tidur otak tak bisa menyimpan memori baru, otak harus dibangunkan agar mampu melakukannya," tambahnya.
     Meningkatnya reaktivitas otak menyebabkan orang mudah terjaga pada malam hari. Dalam periode terjaga yang singkat itu, mimpi akan disimpan ke dalam memori. Sebaliknya, rendahnya aktivitas pada simpangan temporo-parietal menyebabkan orang jarang terjaga sehingga otak tak bisa menyimpan mimpi.
     Perbedaan antara orang yang mudah mengingat mimpi dan orang yang sukar mengingat mimpi tak hanya terjadi saat tidur. Ilmuwan juga menemukan berbedaan ketika mereka terjaga.
   Untuk melihat perbedaan itu, para peneliti menggunakan Positron Emission Tomography (PET). Alat tersebut berfungsi mengukur aktivitas spontan otak responden ketika mereka tidur maupun terjaga.
     Mereka yang mudah mengingat mimpi menunjukkan aktivitas otak yang lebih kuat pada area medial prefrontal cortex (mPFC) dan persimpangan temporo-parietal (TPJ). Kedua area tersebut diketahui merupakan bagian otak yang terlibat dalam reaksi otak terhadap stimulus dari luar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar