INDONESIA punya
banyak keindahan dan keunikan alam yang menawan. Salah satu keunikan
alam Indonesia adalah Ombak Bono di sungai pedalaman Riau. Ombak bono
ini terletak di Sungai Kampar, Provinsi Riau dan merupakan fenomena alam
akibat pertemuan arus sungai ke laut dan arus laut yang masuk ke
sungai.
Berselancar atau surfing di Sungai Kampar ini bagi para
peselancar sangat menantang, dan sebagian besar peselancar yang saya
tanya mengakui berselancar di Sungai Bono ini merupakan destinasi impian
para peselancar.
Menurut para peselancar, fenomena alam ini hanya ada di Brasil dan di
Indonesia. Untuk bisa berselancar juga harus menunggu bulan purnama
penuh, sehingga tidak sewaktu-waktu mereka bisa menikmati ombak bono.
Kampar adalah sebuah sungai panjang yang turun dari pegunungan Bukit
Barisan yang membentuk dari Pulau Sumatera sepanjang pantai barat.
Sungai ini melewati Provinsi Riau, akhirnya bermuara di Selat Malaka,
di pantai timur Sumatera. Sungai itu sendiri terbelah menjadi dua cabang
besar yang dikenal sebagai Kampar Kanan (cabang kanan Kampar) dan
Kampar Kiri (cabang kiri).
Aliran
sungai tersebut kemudian berkumpul di Langgar di Kabupaten Pelalawan di
muara Kampar itu. Di sini bergabung dengan banyak sungai lain yang
menyebabkan Kampar menyalurkan keluar ke muara sungai yang lebar. Pada
setiap pasang, gelombang tinggi dari laut mengalir masuk dan bertemu
arus hilir dari Kampar, di mana dua energi yang berlawanan bertemu yang
membuat ombak bono terjadi
Berselancar di pantai sudah biasa, Tetapi berselancar di Sungai Kampar
itu baru luar biasa. Itulah yang diungkapkan oleh banyak peselancar yang
sudah mencoba Ombak Bono. Sensasinya luar biasa karena lama berselancar
bisa menghabiskan waktu 40 menit lebih.
Yang lebih menantang karena di hulu sungai inilah banyak buaya muara
yang panjangnya sampai 3 meter. Selain buaya muara juga banyak ular
piton dan ular lain yang tidak berbisa ditemui di sini. Seringkali
peselancar menjumpai buaya di muara sungai ini, tetapi biasanya mereka
akan sembunyi di anak sungai ketika ombak bono datang.
Ombak
Bono dikenal oleh para peselancar internasional dengan sebutan The 7
Ghost, karena Bono punya 7 ombak yang berlapis lapis. Ketika saya
menaiki perahu karet dan menerjang ombak bono, sangat jelas saya melihat
ketujuh ombak tersebut. Ya, hanya melihat tapi tidak sempat memotret.
Foto-foto yang saya ambil barusan di Bono itu memakai speedboat karet, selain dapat foto bagus naik speedboat itu sangat memacu adrenalin. Alasannya, boat karet
yang saya naiki itu khusus untuk para peselancar yang jatuh dan diantar
untuk diturunkan lagi ke depan, dan menerjang ombak yang berlapis lapis
itu.
Ombak Bono ini hanya sekali dan tidak berkali-kali seperti dilaut.
Peselancar bisa menikmati ombak selama 40 menit lebih. Bono terbesar
biasanya terjadi ketika musim hujan di mana debit air Sungai Kampar
cukup besar yaitu sekitar bulan November dan Desember. Memang
berselancar di sungai berbeda dibandingkan berselancar di laut karena
karakter ombaknya sedikit berbeda. Berselancar di sungai membutuhkan
stamina yang cukup kuat karena bermain ombak lebih dari 40 menit.
Untuk
berselancar di Sungai Kampar yang terbaik adalah menggunakan jasa
operator yang berpengalaman atau orang yang mengetahui kondisi lokal.
Buat yang ingin menuju Teluk Meranti tempat Ombak Bono terjadi biasanya
harus melewati Pekanbaru melalui jalan darat selama 5-6 jam. Kalau jalan
sedang longsor, anda bisa menggunakan transportasi sungai dengan
menggunakan speedboat selama 4 jam.
Selain menonton para peselancar beraksi, Anda juga dapat berwisata di
sekitar desa sepanjang sungai. Kegiatan lain yang menyenangkan untuk
dilakukan ketika Anda tidak berselancar adalah menyewa sepeda motor dan
menjelajahi pedesaan untuk melihat kegiatan penduduk desa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar