Bung Tomo lahir di desa Blauran, Surabaya, Jawa Timur
tanggal 3 Oktober 1920. Wafat di Makkas, Arab Saudi tanggal 7 Oktober 1981.
Ayahnya adalah Kartawan Tjiptowidjojo yang berasal dari keluarga sederhana yang
pernah bekerja sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai rendahan
di perusahaan ekspor impor Belanda. Ibunya berdarah Jawa Tengah, Sunda, dan
Madura. Bung Tomo pernah mengecap pendidikan di MULO, HBS, dan berabung dengan
KBI.
Ketika berita Proklamasi Kemerdekaan pertama kali diketahui
oleh Bung Tomo, ia kemudian membuat pengumuman yang ditempel di depan kantor
berita Domei dan bisa dibaca oleh rakyat. Pasca menerima berita proklamasi,
dengan segera di Surabaya diadakan peralihan pemerintahan dan perebutan senjata
dari Jepang. Bung Tomo tururt serta dalam perundingan dengan pihak Jepang dalma
rangka mendapatkan persenjataan dari Jepang.
Ia kemudian membentuk BPRI
(Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia) yang bertujuan menampung para rakyat
untuk bersiap menghadapi datangnya Pasukan Inggris dan NICA. Pembentukan BPRI
ini berawal dari rasa kecewa Bung Tomo ketika melihat kondisi Ibukota Jakarta,
dimana orang-orang Belanda maupun Sekutu bebas berkeliaran di jalanan Ibukota.
BPRI mempunyai senjata ampuh
dalam menggerakkan massa, yaitu Radio Pemberontakan. Dan Radio inilah yang
membuat Bung Tomo menjadi sangat terkenal. Pidato Bung Tomo di Radio
Pemberontakan ini telah berhasil memberikan semangat kepada rakyat untuk terus
berjuang mempertahankan kemerdekaan di Surabaya. Radio ini pula yang berhasih
menjalin komunikasi antar laskar pejuang pada saat itu.
Pahlawan
Nasional Bung Tomo dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 2008,
setelah Gerakan Pemuda Anshor (GP Anshor) dan Fraksi Partai Golkar mendesak
pemerintahan pada 9 November 2007. Keputusan ini disampaikan oleh Muhammad Nuh,
selaku Menteri Komunikasi dan Informatika Kabinet Indonesia Bersatu, pada
tanggal 2 November 2008 di Jakarta. Maka secara resmi Bung Tomo adalah Pahlawan
Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar