Beberapa bagian melodi dari bahasa manusia berasal dari burung dan
primata (kera) lain, pragmatis dan seperti bagian isi pidato. Terkadang
dalam 100,000 tahun terakhir, kapasitas yang menyatu menjadi bentuk
bahasa manusia yang kita kenal sekarang. Tapi, bagaimana semua ini bisa
terjadi? Hewan lain tampaknya memiliki hal terbatas yang dapat
mengekspresikan bahasa manusia, keunikan memungkinkan untuk menghimpun
makna baru tak terhingga. Hal apa saja yang memungkinkan bahasa manusia
berevolusi dari sistem bahasa yang dibatasi?
Secara khusus, ilmuwan berpikir bahwa beberapa kualitas suara hewan
tampaknya tak terbatas untuk dimasukkan ke dalam bahasa manusia modern.
Ketika dianalisa, hal ini menampilkan kualitas terbatas pada bahasa
hewan lainnya, artinya komunikasi manusia lebih mirip dengan hewan tanpa
kita sadari. Bahasa manusia dikenal unik, tetapi jika menggunakannya
terpisah dengan cara yang benar, dua bagian yang umumnya digunakan
mengidentifikasi batasan sebenarnya. Kedua bagian komponen memiliki
hubungan dengan pendahulunya, dunia hewan. Menurut hipotesis penelitian
ini, mereka datang dan berkembang bersama-sama dalam bahasa manusia.
Miyagawa menyatakan bahwa bahasa manusia terdiri dari dua lapisan yang
berbeda, lapisan ekspresif yang berkaitan dengan struktur kalimat bisa
berubah, dan lapisan leksikal di mana isi inti kalimat berada. Ide ini
didasarkan pada penelitian sebelumnya oleh Noam Chomsky, Kenneth Hale,
dan Samuel Jay Keyser. Lapisan ekspresif dan lapisan leksikal terhubung
dengan pendahulunya, bahasa burung dan mamalia lainnya. Dalam makalah
lain yang diterbitkan tahun lalu oleh Miyagawa, Berwick, dan Okanoya
telah menyajikan kasus yang lebih luas untuk menghubungkan antara
lapisan ekspresif bahasa manusia dan kicau burung, termasuk kesamaan
melodi dan berbagai pola 'Beat'.
Burung memiliki melodi yang bisa membentuk nyanyian, dan hewan memiliki sejumlah suara yang diciptakan dengan makna tertentu. Hal ini telah mendasari gagasan bahwa bahasa manusia bisa saja berasal dari modus komunikasi, mengingat kemungkinan ekspresi tampaknya tak terbatas pada manusia. Bagian tertentu bahasa manusia sebenarnya mengungkapkan operasi terbatas, bagian yang mungkin terkait dengan masa lalu leluhur manusia.
Fenomena linguistik dalam pembentukan kata 'anti' melibatkan urutan
terbentuknya awalan seperti anti-virus, anti-rudal, dan seterusnya.
Beberapa ahli bahasa berpendapat bahwa jenis konstruksi seperti ini
mengungkapkan sifat tak terbatas pada bahasa manusia, karena istilah
'anti-rudal' terus tertanam di tengah kalimat. Kata 'anti-rudal'
sebenarnya pengubah yang berarti sebagai frase perkembangan lebih besar,
setiap bentuk ekspansi berturut-turut melalui kedekatan. dengan kata
lain, konstruksi terdiri dari unit diskrit bahasa. Dalam hal ini manusia
menggunakan komponen 'Finite-State' untuk membangun komunikasi.
Hubungan antara kicau burung dan sistem ekspresi dengan komponen leksikal, bahasa manusia berasal dari kera. Dalam penelitian baru sebelumnya, disebutkan nenek moyang manusia berasal antara burung dan manusia telah ada sejak 300 juta tahun yang lalu, dugaan ini menjadi hubungan tidak langsung melalui kera yang lebih tua, bahkan mungkin terkait dengan siamang perak.
Kompleksitas formasi bahasa tidak terjadi pada kicauan burung dan tidak
pula terjadi pada hewan lain. Ilmuwan menemukan lebih banyak bukti bahwa
hewan lain tampaknya tidak dimiliki sistem semacam ini, dua elemen ini
(ekspresif dan leksikal) dibawa bersama-sama oleh manusia. Para ilmuwan
mengakui bahwa penelitian dan diskusi ini akan terus berlanjut dan
berharap keterlibatan rekan lainnya untuk mengembangkan hipotesis evolusi bahasa manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar