Studi ini merupakan pertama kalinya dalam hal memperkirakan jumlah
sampah plastik yang memasuki lautan pada tahun tertentu. Jenna
menciptakan kerangka kerja untuk menganalisis aliran limbah padat di
seluruh dunia yang mudah diadaptasi oleh siapapun, hal ini digunakan
untuk merencanakan strategi dan solusi yang paling mungkin. Sebelumnya,
studi tentang polusi plastik di laut pertama kali pada awal tahun
1970-an. Sejak saat itu, tidak ada perkiraan ketat dari jumlah dan asal sampah plastik yang menyebabkannya memasuki lingkungan laut.
Sampah plastik merupakan masalah yang relatif baru, ditambah dengan
larutan limbah yang saat ini juga menjadi masalah baru. Plastik pertama
kali muncul di pasar konsumen sekitar tahun 1930-40an. Pengelolaan
sampah tidak mulai mengembangkan infrastruktur terutama di Amerika
Serikat, Eropa, dan sebagian Asia sampai pertengahan tahun 1970-an.
Sebelum waktu itu, sampah dibuang ditempat pembuangan sampah yang tidak
terstruktur.
Sekitar 192 negara yang termasuk dalam model ini dianggap tidak memiliki
sistem pengelolaan limbah formal. Pengelolaan limbah padat biasanya
merupakan salah satu komponen infrastruktur teknik lingkungan kota yang
harus dibahas dalam perkembangan suatu negara, termasuk air bersih dan
pengolahan limbah. Limbah padat mungkin tampak tidak mengancam secara
langsung pada manusia, sehingga tumpukan sampah plastik di jalan-jalan
kota terlupakan untuk sementara waktu.
Dengan meningkatnya pendapatan nasional bruto di 192 negara tersebut,
maka penggunaan plastik juga pasti meningkat. Pada tahun 2013, angka
terbaru produksi resin plastik global mencapai 299 juta ton, meningkat
647 persen dari angka yang tercatat pada tahun 1975. Resin plastik
digunakan sebagai bahan untuk membuat barang sekali pakai, seperti
kantong plastik, botol minuman dan pembungkus.
Analisis Sampah Plastik Di 192 Negara
Dengan peningkatan produksi massal plastik, gagasan penanggulangan
limbah terkandung hanya mengalokasikannya pada lahan beberapa hektar,
pola pikir ini sebelum sampah plastik meningkat. Sekarang, di negara
Amerika saja rata-rata menghasilkan limbah sekitar 5 per hari dengan 13
persen diantaranya adalah sampah plastik.
Sampah plastik diperkirakan berasal dari orang-orang yang tinggal sekitar radius 50 kilometer dari garis pantai. Di tahun-tahun itu, total sampah plastik berkisar 275 juta metrik ton berasal dari mereka yang hidup di 192 negara pesisir.
Menurut Jambeck, jumlah plastik yang bergerak dari darat ke laut setiap
tahun mencapai 8 juta metrik ton, jumlah yang setara dengan menemukan
lima kantong belanja plastik penuh pada setiap orang yang hidup
sepanjang garis pantai di 192 negara. Dalam hal penentuan jumlah sampah
plastik yang masuk ke laut, Jambeck membuat model dari semua sumber
sampah laut.
Ilmuwan melihat semua puing-puing plastik memasuki laut dari darat dan
jalur lainnya, tujuan ini untuk mengembangkan model untuk masing-masing
sumber tersebut. Setelah mengumpulkan perkiraan kasar, maka ide itu
muncul bahwa limbah salah urus dan limbah padat yang tersebar merupakan
penyumbang terbesar sampah plastik di lautan.
Menurut Jambeck, antara 4,8 hingga 12,7 juta metrik ton sampah plastik
memasuki wilayah lautan, walaupun UU negara Amerika menyebutkan hanya
menemukan sekitar 6350 hingga 245,000 metrik ton mengambang di permukaan
laut. Saat ini, ilmuwan mengumpulkan data sampah plastik yang
mengapung, ada banyak plastik berada di dasar laut dan disepanjang
pantai seluruh dunia. Diperkirakan, dampak kumulatif sampah plastik di
lautan akan mencapai 155 juta metrik ton pada tahun 2025, dan puncaknya
diperkirakan sebelum tahun 2100.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar