Ketika Ibnu Taimiyah mendapat cerita dari Ibnu Qoyyim mengenai kehidupan semut, ia berkata, “Sesungguhnya semut diciptakan Allah dengan watak jujur dan mencela kebohongan.” (Kitab Syifa’ul ‘Alil)
Salah seorang arif bercerita bahwa ia pernah menyaksikan sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan. Ia berkisah:
“Suatu ketika aku melihat seekor semut yang berusaha mengangkat bangkai belalang namun i…a tidak sanggup mengangkatnya. Semut itu pergi sejenak lalu kembali dengan membawa serombongan semut lainnya. Sebelum mereka tiba aku mengangkat bangkai belalang itu. Ketika semut dan rombongannya tiba semut tersebut berputar-putar di tempat itu dan diikuti oleh rombongannya namun mereka tidak menemukan apa-apa, akhirnya mereka pun kembali. Aku menaruh bangkai belalang itu di tempat semula. Kemudian semut itu datang lagi dan menemukan bangkai belalang tersebut namun ia tidak mampu mengangkatnya. Semut itupun pergi sejenak lalu kembali dengan membawa rombongannya. Aku kembali mengangkat bangkai belalang itu. Semut-semut itu berputar-putar di sekitar tempat tersebut namun tidak menemukan apa-apa. Lalu semut-semut itupun pergi. Aku kembali meletakkan bangkai itu di tempat semula. Semut itu kembali lagi lalu memanggil rombongannya. Aku kembali mengangkat bangkai belalang tersebut. Semut-semut itu berputar-putar di sekitar tempat itu namun tidak menemukan apa-apa. Lalu semut-semut itu membentuk lingkaran kemudian mereka meletakkan semut yang memanggil mereka di tengah-tengah lingkaran lalu mereka mengangkatnya beramai-ramai dan memotongnya menjadi beberapa bagian, sementara aku melihat semua itu dengan mata kepalaku!”
(Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan Al Imam Ibnul Qayyim, karya Abul Mundzir Khalil bin Ibrahim Amin (penerjemah: Abu Ihsan Al-Atsari Al-Maidani), penerbit: Darul Haq, cet. 1, Sya’ban 1423 H / Oktober 2002 M, hal. 174-179)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar