“Lagi ngapain nih kucing cantik?” tanya seekor kelinci jantan yang
mencoba untuk merayu kucing betina yang sedang duduk sendiri di sudut
pasar.
“Aku lagi kelaparan nih, dari kemaren belum makan” jawab kucing betina itu dengan suara sedikit tertahan karena menahan lapar.
‘Kasian banget kamu… ya sudah, tunggu disini bentar ya… aku mau mengambilkan sesuatu untukmu” kelinci jantan itu pun langsung berlari ke sebuah tempat yang tak jauh dari pasar tersebut dan mengambil tulang ikan yang ada di sana.
“Ini buat kamu (memberikan tulang ikan tersebut). Tadi pas aku jalan-jalan nggak sengaja aku melihat tulang ikan itu. Tapi karena aku bukan pemakan tulang, jadi tulang itu buat kamu aja” (tersenyum)
“Wah, kamu baik banget… makasih banyak yaa” (tersenyum)
Kelinci itu pun merasa ingin terbang saking senengnya mendapat pujian dari kucing cantik tersebut. Dia bingung dengan apa yang dia rasakan saat itu. ‘Apakah aku menyukainya?!’ dia pun bertanya-tanya dengan dirinya sendiri.
“Ya sudah, aku pulang duluan yaa… makasih banget loh sudah ngasih aku makanan (terseyum)” kucing itu pun berpamitan kepada kelinci.
“Aku lagi kelaparan nih, dari kemaren belum makan” jawab kucing betina itu dengan suara sedikit tertahan karena menahan lapar.
‘Kasian banget kamu… ya sudah, tunggu disini bentar ya… aku mau mengambilkan sesuatu untukmu” kelinci jantan itu pun langsung berlari ke sebuah tempat yang tak jauh dari pasar tersebut dan mengambil tulang ikan yang ada di sana.
“Ini buat kamu (memberikan tulang ikan tersebut). Tadi pas aku jalan-jalan nggak sengaja aku melihat tulang ikan itu. Tapi karena aku bukan pemakan tulang, jadi tulang itu buat kamu aja” (tersenyum)
“Wah, kamu baik banget… makasih banyak yaa” (tersenyum)
Kelinci itu pun merasa ingin terbang saking senengnya mendapat pujian dari kucing cantik tersebut. Dia bingung dengan apa yang dia rasakan saat itu. ‘Apakah aku menyukainya?!’ dia pun bertanya-tanya dengan dirinya sendiri.
“Ya sudah, aku pulang duluan yaa… makasih banget loh sudah ngasih aku makanan (terseyum)” kucing itu pun berpamitan kepada kelinci.
Setelah pertemuan itu, kelinci jantan itu pun selalu memikirkan kucing
betina yang telah membuat jantungnya berdetak sangat kencang tersebut.
Dia pun tidak bisa menahan perasaannya dan berniat untuk langsung mengungkapkan perasaannya kepada kucing betina tersebut.
Dia pun tidak bisa menahan perasaannya dan berniat untuk langsung mengungkapkan perasaannya kepada kucing betina tersebut.
Esok harinya, kelinci itu pun datang menghampiri kucing betina yang dia temui di sudut pasar kemaren.
“Kucing cantik… Aku boleh jujur nggak sama kamu?” tanya kelinci.
“Boleh kok, mau jujur apa emangnya?” tanyanya heran.
“Emmm… begini, sebenernya aku ini suka sama kamu, kamu mau nggak jadi pacarku?” tanya kelinci jantan itu dengan perasaan deg-degan.
“Apa katamu?! Kamu suka sama aku?!” kucing betina itu pun merasa sangat kaget mendengar pernyataan dari kelinci jantan tersebut.
“Iya… aku suka sama kamu dan aku ingin hidup bersamamu, kamu mau kan jadi pendamping hidupku?” tanya kelinci lagi.
“Aku minta maaf yaa kelinci, kayaknya aku nggak bisa nerima cintamu, kita ini diciptakan berbeda. Seharusnya kamu mencintai seekor kelinci, bukan mencintai seekor kucing seperti aku ini” jawab kucing.
“Tapi aku suka sama kamu. Aku mau kamu jadi pendamping hidupku! Aku mau kamu yang menjadi alasan aku bahagia di dunia ini… apakah aku salah?!” kelinci jantan itu pun mencoba untuk memperjuangkan cintanya.
“Bukannya gitu! Aku juga sebenarnya suka sama kamu, tapi kita juga harus menyadari bahwa kita ini berbeda. Kita nggak mungkin bersatu!”
“Tapi aku nggak mau kehilangan kamu! Aku sayang banget sama kamu!” isak kelinci.
“Maafkan aku kelinci… kayaknya aku bener-bener nggak bisa nerima cinta kamu. Kita itu memang ditakdirkan bukan untuk bersama. Aku berharap kamu bisa ngertiin aku, kelinci” kucing itu pun mengeluarkan air mata.
“Baiklah… jika itu yang kamu mau. Aku akan mencoba buat ngilangin perasaanku ini, aku nggak akan maksa kamu lagi buat jadi pendamping hidupku” kelinci itu pun mencoba untuk tetap tegar menerima takdirnya.
“Makasih yaa kelinci, kamu sudah ngertiin aku. Dan sekarang relakanlah aku pergi. Aku ingin mencari pasangan hidupku yang sebenernya, yang sejenis denganku. Dan kamu juga silahkan cari pasangan yang sejenis denganmu. Semoga kamu bahagia dengan pasanganmu nanti” kata kucing betina itu sambil menahan rasa sedihnya.
“Baiklah, kalau itu yang terbaik… semoga kamu juga bahagia dengan pasanganmu nanti, selamat tinggal… kucing” kelinci itu pun berlari sambil meneteskan air mata. Tak terkecuali kucing, dia pun menangis melihat kepergian kelinci yang sebenarnya ia cintai. Mereka pun akhirnya berpisah dan menjalani hidup mereka masing-masing.
“Kucing cantik… Aku boleh jujur nggak sama kamu?” tanya kelinci.
“Boleh kok, mau jujur apa emangnya?” tanyanya heran.
“Emmm… begini, sebenernya aku ini suka sama kamu, kamu mau nggak jadi pacarku?” tanya kelinci jantan itu dengan perasaan deg-degan.
“Apa katamu?! Kamu suka sama aku?!” kucing betina itu pun merasa sangat kaget mendengar pernyataan dari kelinci jantan tersebut.
“Iya… aku suka sama kamu dan aku ingin hidup bersamamu, kamu mau kan jadi pendamping hidupku?” tanya kelinci lagi.
“Aku minta maaf yaa kelinci, kayaknya aku nggak bisa nerima cintamu, kita ini diciptakan berbeda. Seharusnya kamu mencintai seekor kelinci, bukan mencintai seekor kucing seperti aku ini” jawab kucing.
“Tapi aku suka sama kamu. Aku mau kamu jadi pendamping hidupku! Aku mau kamu yang menjadi alasan aku bahagia di dunia ini… apakah aku salah?!” kelinci jantan itu pun mencoba untuk memperjuangkan cintanya.
“Bukannya gitu! Aku juga sebenarnya suka sama kamu, tapi kita juga harus menyadari bahwa kita ini berbeda. Kita nggak mungkin bersatu!”
“Tapi aku nggak mau kehilangan kamu! Aku sayang banget sama kamu!” isak kelinci.
“Maafkan aku kelinci… kayaknya aku bener-bener nggak bisa nerima cinta kamu. Kita itu memang ditakdirkan bukan untuk bersama. Aku berharap kamu bisa ngertiin aku, kelinci” kucing itu pun mengeluarkan air mata.
“Baiklah… jika itu yang kamu mau. Aku akan mencoba buat ngilangin perasaanku ini, aku nggak akan maksa kamu lagi buat jadi pendamping hidupku” kelinci itu pun mencoba untuk tetap tegar menerima takdirnya.
“Makasih yaa kelinci, kamu sudah ngertiin aku. Dan sekarang relakanlah aku pergi. Aku ingin mencari pasangan hidupku yang sebenernya, yang sejenis denganku. Dan kamu juga silahkan cari pasangan yang sejenis denganmu. Semoga kamu bahagia dengan pasanganmu nanti” kata kucing betina itu sambil menahan rasa sedihnya.
“Baiklah, kalau itu yang terbaik… semoga kamu juga bahagia dengan pasanganmu nanti, selamat tinggal… kucing” kelinci itu pun berlari sambil meneteskan air mata. Tak terkecuali kucing, dia pun menangis melihat kepergian kelinci yang sebenarnya ia cintai. Mereka pun akhirnya berpisah dan menjalani hidup mereka masing-masing.
Beberapa bulan kemudian, akhirnya kelinci pun menemukan pasangan yang sejenis dengannya dan mereka saling mencintai.
Tak terkecuali kucing, dia pun menemukan pasangan yang sejenis dengannya dan hidup bahagia. Bahkan, mereka sudah mempunyai lima ekor anak.
Namun, dibalik kebahagiaan mereka, kelinci dan kucing tersebut sebenarnya masih saling mencintai. Tetapi mereka juga menyadari bahwa mereka sudah memiliki pasangan satu sama lain. Jadi jalan yang terbaik adalah mencoba untuk saling melupakan dan menjalani kehidupan mereka masing-masing…
Tak terkecuali kucing, dia pun menemukan pasangan yang sejenis dengannya dan hidup bahagia. Bahkan, mereka sudah mempunyai lima ekor anak.
Namun, dibalik kebahagiaan mereka, kelinci dan kucing tersebut sebenarnya masih saling mencintai. Tetapi mereka juga menyadari bahwa mereka sudah memiliki pasangan satu sama lain. Jadi jalan yang terbaik adalah mencoba untuk saling melupakan dan menjalani kehidupan mereka masing-masing…
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar